Pandemi COVID-19 Mempengaruhi Mimpi?
Coba deh kalian semua ingat-ingat lagi, semenjak pandemi Covid-19 ini dimulai bagaimana kondisi dunia mimpi kalian? Apakah jadi lebih sering mimpi buruk dibanding sebelum pandemi?
"Ingat-ingat" Sumber: https://www.fluentu.com/blog/thinking-in-a-foreign-language/ |
Nah selagi kalian mengingat-ingat, ada beberapa ilmuwan yang sudah meneliti tentang hubungan antara mimpi dengan pandemi ini. Daripada penasaran mari kita mulai pembahasannya!
Jadi
ada sebuah jurnal yang dipublikasikan oleh American Psychological Association
yang meneliti tentang hubungan pandemi Covid-19 dengan mimpi. Mereka meneliti
3.031 orang dewasa (berumur 18 tahun ke atas) di US pada awal Mei 2020 melalui
survei online. Pertanyaan yang diajukan diantaranya, Bagaimana frekuensi anda
dapat mengingat mimpi anda setelah bangun tidur, apakah bertambah atau berkurang?
Apakah anda pernah memimpikan sesuatu yang berhubungan dengan virus Corona atau
dampak yang disebabkannya? Sejak awal pandemi apakah mimpi anda menjadi lebih
positif, negatif, atau tetap sama seperti biasa? Yang terakhir, para responden
juga ditanya tentang dampak personal yang mereka rasakan karena pandemi
Covid-19.
Hasil
yang didapatkan adalah, secara keseluruhan 8 dari 10 responden mengalami dampak
personal dari pandemi Covid-19. Selain itu ada peningkatan signifikan pada
mimpi yang negatif dan kemampuan untuk mengingat mimpi setelah bangun tidur.
Semakin seseorang terdampak oleh pandemi, terutama kondisi mentalnya, maka
semakin besar kemungkinannya untuk mengalami perubahan pada mimpinya (lebih
mudah mengingat, mimpi yang lebih bernuansa negatif) dan lebih besar juga
kemungkinan untuk memimpikan sesuatu yang berkaitan dengan Covid-19.
"Mimpi Buruk" Sumber: https://www.dreamstime.com/illustration/bad-dream.html |
Kenapa kemampuan mengingat mimpi dijadikan parameter? Karena berdasarkan penelitian sebelumnya, ada 3 faktor yang bisa meningkatkan kemampuan seseorang mengingat mimpi. Yaitu perubahan pola tidur yang drastis, mimpi yang lebih bernuansa negatif (mimpi buruk lebih mudah diingat), dan insomnia. Salah satu gejala insomnia adalah sering terbangun di tengah malam, itu juga terbukti meningkatkan kemampuan mengingat mimpi.
Berdasarkan
penelitian sebelumnya juga, mimpi kita itu sering merupakan hasil refleksi dari
apa yang terjadi di kehidupan kita dan juga dipengaruhi oleh berbagai krisis
lain, seperti perang, bencana alam, atau serangan teroris. Nah, dibandingkan
krisis-krisis tersebut pandemi Covid-19 ini berbeda karena terjadi secara
global di seluruh dunia, menyebabkan kecemasan akan masa depan yang tidak
pasti, ancamannya tidak terlihat, dan upaya pencegahannya merubah tatanan
kehidupan personal dan sosial umat manusia. Itu yang mendasari para peneliti
untuk meneliti hubungan antara pandemi Covid-19 dengan mimpi.
"COVID-19 menyerang seluruh dunia" Sumber: https://www.belmontumc.org/covid19/ |
Nah buat yang merasa akhir-akhir ini sering mimpi buruk udah pada tahu alasannya kan? Ini bukan masalah supranatural yaa hihihi
Buat mengurangi mimpi buruk ini, kalian bisa mencoba mengurangi atau menghilangkan stress yang kalian rasakan. Cobalah terapi untuk menenangkan pikiran.
"Ayo meditasi" Sumber: https://www.merdeka.com/trending/8-cara-meditasi-untuk-menenangkan-pikiran-cocok-untuk-pemula-kln.html |
Atau bisa juga dengan melakukan “ritual-ritual” sebelum tidur yang bisa merelaksasikan pikiran.
"Tidur nyenyak yang nyaman" Sumber: https://palu.tribunnews.com/2019/06/26/7-ritual-sebelum-tidur-agar-tubuh-dan-pikiran-selalu-sehat-bersihkan-makeup-hingga-berpikir-positif |
Semoga berhasil ya! Go away bad dreams!
Sumber:
American
Psychological Association. "COVID-19 spurs anxious, upsetting dreams:
Women especially affected, studies show." ScienceDaily. ScienceDaily, 25
September 2020. <www.sciencedaily.com/releases/2020/09/200925113323.htm>.
Sumber
jurnal:
Michael
Schredl, Kelly Bulkeley. Dreaming and the COVID-19 pandemic: A survey in a U.S.
sample.. Dreaming, 2020; 30 (3): 189 DOI: 10.1037/drm0000146
Contact:
Twitter @HelloArmany
Komentar
Posting Komentar