Cukup Baik Itu Cukup Baik (Good Enough is Good Enough)
Artikel kali ini diambil dari : https://www.theschooloflife.com/thebookoflife/good-enough-is-good-enough/
"Cukup Baik itu Cukup Baik"
Ambisi yang tinggi memang baik dan penting, tapi hal
itu bisa menjadi sumber dari masalah yang buruk dan kepanikan yang tidak perlu.
Seorang psikoanalis dari Inggris bernama Donald
Winnicott pada tahun 1950 memperkenalkan satu cara untuk “meremehkan” pikiran
idealis dan perfeksionis kita. Winnicott merupakan spesialis hubungan antara
orang tua dan anak. Selama waktu prakteknya, dia sering bertemu dengan orang
tua yang merasa gagal: mungkin karena anak mereka tidak bisa bersekolah di
sekolah terbaik, atau karena terkadang ada debat yang terjadi selama makan
malam atau karena rumah yang tidak selalu rapi.
Pandangan penting dari Winnicott adalah bahwa penderitaan
para orang tua bersumber dari sesuatu: harapan yang berlebihan. Keputusasaan
mereka adalah sebuah konsekuensi dari sifat perfeksionis yang jahat dan tidak
produktif. Jadi untuk membantu mereka mengurangi perasaan ini, Winnicott
mengembangkan sebuah ungkapan yang menarik: sesuatu yang dia sebut sebagai “orangtua
yang cukup baik”. Dia menekankan bahwa tidak ada anak yang membutuhkan orangtua
yang ideal atau sempurna. Mereka hanya membutuhkan orangtua yang OK, cukup
layak, memiliki niat yang baik, terkadang galak tapi masih masuk akal.
Winnicott tidak mengatakan ini karena dia tidak mengharapkan yang terbaik, tapi
karena dia tahu dengan pasti akibat dari sifat perfeksionis dan menyadari bahwa
untuk menjaga pikiran kita tetap waras (yang merupakan sebuah ambisi besar)
kita harus belajar untuk tidak membenci diri kita sendiri karena menjadi
manusia biasa.
Konsep “cukup baik” ditemukan sebagai pelarian dari
keinginan yang berbahaya. Semua ini dimulai dengan hubungan orang tua dan anak,
tapi konsep ini bisa diaplikasikan secara umum dalam kehidupan, terutama pada
bidang percintaan dan pekerjaan.
Sebuah hubungan mungkin bisa disebut “cukup baik”, walaupun memiliki saat-saat
yang buruk. Mungkin ada suatu waktu yang dipenuhi dengan debat yang intens.
Mungkin juga ada banyak rasa kesepian dan kurang komunikasi. Tapi hal-hal ini
tidak seharusnya membuat kita merasa aneh atau tidak beruntung. Kita bisa
menjalani hubungan yang “cukup baik”
Mirip dengan konsep dalam hubungan, sebuah pekerjaan
yang “cukup baik” bisa saja menjadi membosankan. Pekerjaan itu tidak akan
secara sempurna memanfaatkan kemampuan kita dan kita tidak akan mendapatkan
banyak uang. Tapi bisa saja selama menjalani pekerjaan itu kita mendapatkan beberapa teman yang baik, merasa
benar-benar bahagia, dan merasa lelah tapi puas dengan pencapaian kita.
Dibutuhkan keberanian dan kemampuan yang cukup untuk
menjalani hidup yang sederhana. Untuk bertahan melalui tantangan cinta, kerja,
dan anak adalah sangat heroik. Kita mungkin harus lebih sering mundur sejenak
untuk mengakui bahwa kehidupan kita cukup baik, dan itu merupakan suatu
pencapaian yang luar biasa.
Contact :
Twitter @HelloArmany
Komentar
Posting Komentar