Cara untuk Memperpanjang Hidupmu

Artikel kali ini diambil dari : https://www.theschooloflife.com/thebookoflife/how-to-lengthen-your-life/

"Cara untuk Memperpanjang Hidupmu"

Cara normal yang kita gunakan untuk memperpanjang hidup kita adalah dengan berusaha untuk menambah jumlah tahun - biasanya dengan makan lebih banyak sayuran, tidur lebih awal dan berlari di bawah hujan. Tetapi pendekatan ini bisa dianggap "menggampangkan", bukan hanya karena kematian tidak bisa ditangkis dengan kangkung, tapi sesungguhnya, karena cara terbaik untuk memperpanjang hidup bukanlah dengan berusaha menambahkan lebih banyak tahun.
Salah satu fakta dasar tentang waktu adalah, walaupun kita bersikeras mengukurnya sebagai benda objektif, sesungguhnya pada kondisi apapun, waktu serasa tidak bergerak dengan kecepatan yang sama. Lima menit bisa terasa seperti satu jam; sepuluh jam bisa terasa seperti lima menit. Satu dekade bisa berlalu seperti dua tahun; dua tahun bisa saja berbobot setengah abad. Dan seterusnya.



Dengan kata lain, pengalaman subjektif kita dengan waktu berhubungan dengan cara kita mengukur waktu menggunakan jam. Waktu bergerak cepat atau lambat bergantung pada lika-liku pikiran manusia : waktu bisa terbang begitu cepat, atau bergerak terseret dengan lambat. Waktu bisa menguap begitu saja ke udara atau mendapatkan massa jenis yang tetap.

Jika tujuannya adalah mendapatkan hidup yang "lebih panjang", tidak peduli apa kata ahli gizi, sepertinya prioritasnya seharusnya bukanlah menambah waktu secara mentah, tapi untuk memastikan berapapun tahun yang tersisa terasa penting. Tujuannya seharusnya untuk memadatkan waktu, bukannya mencoba untuk mengambil satu atau dua tahun dari genggaman Kematian.

Lalu mengapa waktu memiliki kecepatan yang begitu berbeda, ada yang bergerak sangat cepat, sementara yang lain bergerak dengan tenang? Petunjuknya adalah pada masa kecil kita. Sepuluh tahun pertama hampir selalu terasa lebih lama dari pada sepuluh tahun lain masa hidup kita. Masa remaja berjalan sedikit lebih cepat tapi masih merangkak. Saat kita berumur 40 tahunan, waktu akan mulai berlari kecil. Dan pada umur 60 tahunan, waktu akan terurai dengan berlari kencang pada kecepatan yang membingungkan. 

Image result for sonia delaunay

Perbedaan pada kecepatan tidaklah misterius : semuanya berhubungan dengan "sesuatu yang baru". Semakin hari-hari kita dipenuhi dengan pengalaman yang baru, tidak bisa diprediksi dan menantang, semakin lama hari-hari kita akan terasa. Dan sebaliknya, semakin satu hari sama seperti hari-hari lainnya, semakin cepat waktu kita akan berlalu. Masa kecil terasa lama karena itu adalah kawah dari "sesuatu yang baru"; karena hari yang paling biasa dipenuhi dengan penemuan yang luar biasa dan sensasi : bisa saja tampak kecil namun sama pentingnya saat kita menyelidiki resleting pada kardigan atau menahan napas di dalam air, pertama kali kita melihat matahari dari balik handuk di pantai atau memasukan jari kita ke penahan jendela. Walaupun penuh dengan rangsangan, satu dekade pertama bisa terasa seperti ribuan tahun lamanya.


Saat mencapai pertengahan umur, hal-hal bisa menjadi jauh lebih familiar. Kita mungkin sudah mengelilingi dunia beberapa kali. Kita tidak lagi merasa senang saat memakan nanas, mempunyai mobil atau saat menyalakan saklar lampu. Kita tahu tentang hubungan, mendapatkan penghasilan dan memerintah orang lain. Dan hasilnya, waktu berlari cepat dari kita.

Satu solusi yang biasanya diberikan pada titik ini adalah kita harus memberikan usaha terbaik kita untuk menemukan sumber baru dari "sesuatu yang baru". Kita tidak bisa hanya hidup pada kehidupan kita yang terprediksi dan cepat ini; kita harus menjadi penjelajah dan petualang. Kita harus pergi ke Machu Picchu atau Angkor Wat, Astana atau Montevideo, kita harus mencari cara untuk bisa berenang dengan lumba-lumba atau memesan tiga belas menu makanan di restoran terkenal di pusat kota Lima. Akhirnya itu akan memperlambat waktu yang berlari sangat kencang.

Tapi ini adalah untuk bekerja di bawah gagasan kebaruan yang tidak adil, mahal dan akhirnya tidak praktis. Pada pertengahan umur kita mungkin sudah melihat banyak hal hebat di sekitar lingkungan kita, tetapi - untungnya - tidak mungkin kita benar-benar menyadari sebagian besar darinya. Kita mungkin memandang sekilas pada keajaiban kehidupan dan berasumsi bahwa kita sudah mengetahui semuanya. Kita membayangkan kita memahami kota tempat tinggal kita, orang-orang yang beriteraksi dengan kita, dan maksud dari semuanya.

Tapi tentu saja, permukaannya saja nyaris tidak tergores. Kita mulai bosan dengan dunia yang bahkan belum kita pelajari dengan benar. Dan itu adalah alasan kenapa waktu berlalu sangat cepat.

Pelopor pembuat hidup terasa lebih lama dan berarti bukanlah para ahli gizi, tetapi para seniman. Seni adalah alat yang mengingatkan kita betapa sedikit yang telah kita pahami dan perhatikan. Seni mengenalkan kita kembali pada hal-hal biasa dan membuka mata kita lagi untuk keindahan terpendam dan perhatian dan pada hal-hal yang sudah tidak kita perdulikan. Seni membantu kita untuk memulihkan sensitivitas maniak kita sebagai seorang anak kecil. Ini adalah Cezanne, sedang melihat apel dengan seksama, seakan dia tidak pernah melihat apel sebelumnya dan dia mendorong kita untuk melakukan hal yang sama.


Dan ini adalah Van Gogh, terpesona dengan beberapa jeruk :


Kita tidak perlu membuat karya seni untuk mempelajari pelajaran paling berharga dari seorang seniman, yaitu memerhatikan dengan benar, dan hidup dengan mata "terbuka" - dengan kata lain, hidup dengan menikmati waktu. Tanpa niat apapun untuk menciptakan sesuatu yang bisa dipajang di pameran, kita bisa - dengan tujuan untuk hidup lebih hati-hati - berjalan-jalan di daerah kota yang belum pernah kita datangi, bertanya pada teman lama tentang sisi kehidupan mereka yang tidak pernah kita selidiki, berbaring di kebun dan melihat bintang atau memeluk pasangan dengan cara yang tidak pernah kita coba sebelumnya. Imaginasi kalian sangat buruk jika kalian berpikir harus pergi ke Machu Picchu untuk menemukan sesuatu yang baru.

Di novel Fyodor Dostoevsky yang berjudul The Idiot, seorang narapidana tiba-tiba dihukum mati dan dibari tahu bahwa dia hanya punya beberapa menit tersisa untuk hidup. "Bagaimana jika aku tidak akan mati!", teriaknya. "Bagaimana jika kehidupanku akan dikembalikan lagi... maka aku akan merubah satu menit menjadi satu tahun". Dihadapkan dengan kehilangan hidupnya, orang malang itu menyadari bahwa setiap menit bisa menjadi beribu-ribu tahun lamanya, dengan apresiasi dan imaginasi yang cukup.

Cukup masuk akal untuk mencoba hidup lebih lama. Tapi kita bekerja dengan gagasan yang salah tentang arti "lama" yang sesungguhnya. Kita bisa saja hidup ribuan tahun lamanya dan masih protes waktu bergerak terlalu cepat. Kita seharusnya bertujuan untuk menjalani hidup yang terasa lama karena kita berhasil hidup dengan apresiasi terbuka yang tepat dan penerimaan yang tidak sombong, seperti anak umur lima tahun yang secara alami tahu cara membawa beruang. Kita harus berhenti sejenak dan melihat wajah satu sama lain, mempelajari langit senja, bertanya-tanya tentang warna sungai dan memberanikan diri untuk menanyakan pertanyaan yang akan membuka jiwa kita. Kita tidak perlu menambah jumlah tahun; kita harus menambah massa jenis dari waktu yang tersisa dengan memastikan setiap hari kita hidup dengan "sadar" - dan kita bisa melakukannya dengan simple : dengan mulai memerhatikan hal-hal yang sebelumnya hanya kita lihat.

Contact :
Twitter @HelloArmany

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Drama "Lovely Us"

Review Drama "Meow The Secret Boy"

Review "Dancing High"